-->

Biografi KI HADJAR DEWANTARA Yang wajib kita Baca

Ternyata ilmu itu luas sebelum membahas mengenai BIOGRAFI KI HADJAR DEWANTARA ini, kenyataannya kita wajib belajar Sebab dalam kehidupan kita sehari-hari kita wajib menjalankan banyak hal yang belum tentu kita ketahui bagaimana caranya. Misalnya, supaya mempunyai kemampuan menyampaikan keinginan kita kepada orang lain dengan bagus dan benar, kita wajib mengetahui Tutorial berkomunikasi. supaya Bisa berkomunikasi, kita wajib Bisa membaca dan menulis. Supaya mempunyai kemampuan di keahlian tertentu yang kita inginkan, maka kita wajib mengikuti pelatihan yang memang membagikan ilmu yang kita butuhkan. Sebelum membahas mengenai BIOGRAFI KI HADJAR DEWANTARA, Saat ini, Bisa disimpulkan bahwa hanya membuka pemikiran kita untuk belajar kita Bisa menanggulangi masalah yang kita hadapi setiap hari. Kita membaca, akan mengubah diri kita, dari belum memahami, atau belum menguasai hal tertentu, supaya kita Bisa menyelesaikan segala sesuatu dalam kehidupan kita dan membuat kita semakin berbobot.

BIOGRAFI KI HADJAR DEWANTARA

 Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara lahir di Yogyakarta di tanggal 2 Mei 1889. Terlahir dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryoningrat. Ia berasal dari lingkungan keluarga keraton Yogyakarta. Raden Mas Soewardi Soeryoningrat saat genap berusia 40 tahun menurut hitungan tahuin saka, berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara. Semenjak saat itu, ia tak akan lagi memakai gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal itu dimaksudkan supaya ia Bisa bebas dan dekat dengan rakyat kecil, bagus dengan cara fisik ataupun hatinya.

Perjalanan hidupnya benar-benar diwarnai perjuangan dan Darma demi kepentingan bangsanya. Ia menamatkan sekolah dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda). setelah itu ia sempat melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tak akan hingga tamat Sebab jatuh sakit, setelah itu ia bekerja sebagai wartawan dibeberapa surat kabar antara lain Sedyotomo, Midden jaya, De Ekspress. Oetosan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahja Timoer dan Poesara. di masanya, ia tergolong sebagai penulis yang handal, semua tulisan-tulisannya sangat komunikatif, tajam dan patriotik, sehingga mampu membangkitkan semanta anti kolonial untuk para pembaca di seluruh bangsa.

Selain ulet sebagai wartawan muda, ia juga sangat aktif dalam organisasi sosial dan politik di saat itu, di tahun 1908, ia juga sangat aktif sebagai seksi propaganda BOEDI OETOMO untuk mensosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia di waktu itu, betapa pentingnya persatuan dan kesatuan dalam BERBANGSA DAN BERNEGARA. setelah itu, bersama Douwes Dekker (Dr. Danudirdja Setyabudhi) dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo, mendirikan Indische Partij (Partai Politik pertama yang beraliran nasionalisme Indonesia) tepat di tanggal 25 desember 1921 yang bertujuan untuk mencapai Indonesia Merdeka.

Merekaberusaha mendaftarkan organisasi ini untuk Bisa memperoleh status badan hukum dipemerintah kolonial Belanda. akan tetapi pemerintah kolonial Belanda melaluiGubernur Jendral Idenburg berusaha menghalangi kehadiran partai ini denganmenolak pendaftaran itu di tanggal 11 Maret 1913. Alasan penolakannya merupakanSebab organisasi ini dianggap Bisa membangkitkan rasa nasionalisme rakyat danmenggerakan kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

setelah itusetelah ditolaknya pendaftaran status badan hukum Indische Partij ia pun ikutmembentuk Komite Bumipoetra di November 1913. Komite itu sekaligus sebagaikomite tandingan dari Komite Perayaan Seratus Tahun Kemerdekaan Bangsa Belanda.Komite Boemipoetra itu melancarkan kritikan terhadap Pemerintah Belanda yangbermaksud merayakan seratus tahun bebasnya negeri Belanda dari penjajahanPrancis dengan menarik uang dari rakyat jajahannya untuk membiayai pestaperayaan tersebut.

Sehubungandengan rencana perayaan itu, ia pun mengkritik lewat tulisan berjudul Als IkEens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maarOok Allen voor Een (Satu untuk Semua, akan tetapi Semua untuk Satu Juga). TulisanSeandainya Aku Seorang Belanda yang dimuat dalam surat kabar de Expres milikdr. Douwes Dekker itu antara lain berbunyi:

"Sekiranyaaku seorang Belanda, aku tak akan akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan dinegeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalanpikiran itu, bukan aja tak akan adil, akan tetapi juga tak akan pantas untuk menyuruh siinlander membagikan sumbangan untuk dana perayaan itu.

Pikiranuntuk menyelenggarakan perayaan itu aja sudah menghina mereka dan sekarangkita garuk pula kantongnya. Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! Kalauaku seorang Belanda. Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsakuterutama ialah Hakikat bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosisuatu pekerjaan yang ia sendiri tak akan ada kepentingannya sedikitpun".

karenakarangannya itu, pemerintah kolonial Belanda melalui Gubernur Jendral Idenburgmenjatuhkan hukuman tanpa proses pengadilan, berupa hukuman internering (hukumbuang) yaitu suatu hukuman dengan menunjuksuatu tempat tinggal yang boleh untuk seseorang untuk bertempat tinggal. Ia pundihukum buang ke Pulau Bangka.

DouwesDekker dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo merasakan rekan seperjuangan diperlakukantak akan adil. Mereka pun menerbitkan tulisan yang bernada membela Soewardi.akan tetapi pihak Belanda menganggap tulisan itu menghasut rakyat untuk memusuhi danmemberontak di pemerinah kolonial. Akibatnya keduanya juga terkena hukumaninternering. Douwes Dekker dibuang di Kupang dan Dr. Cipto Mangoenkoesoemo dibuangke pulau Banda.

Namun merekamenghendaki dibuang ke Negeri Belanda Sebab di sana mereka Bisa memperlajaribanyak hal dari di didaerah terpencil. Akhirnya mereka diijinkan ke NegeriBelanda sejak Agustus 1913 sebagai bagian dari Aplikasi hukuman. Kesempatanitu dipergunakan untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran, sehinggaRaden Mas Soewardi Soeryaningrat sukses memperoleh Europeesche Akte.

Ia kemudiankembali ke tanah air di tahun 1918. Di tanah air ia mencurahkan semua perhatiannya dibidang pendidikan sebagai bagian dari alat perjuangan untuk meraih kemerdekaan. Setelahia pulang dari pengasingan, ia bersama rekan-rekan seperjuangannya, mendirikansuatu perguruan yang bercorak nasional, Nationaal Onderwijs InstituutTamansiswa (Perguruan Nasional Taman Siswa) di tanggal 3 Juli 1922. Perguruan inisangat kental dengan pendidikan rasa kebangsaan kepada peserta didiknya supaya merekamencintai bangsa dan tanah air dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan.

tak akansedikit rintangan yang dihadapi dalam membangun dan membina Pendidikan Taman Siswa. Pemerintah kolonialBelanda berupaya merintanginya dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar di tanggal1 Oktober 1932. akan tetapi dengan semangat dan kegigihan dalam memperjuangkan haknya, sehinggaordonansi itu setelah itu dicabut.

Di tengahkeseriusannya mencurahkan perhatian dalam dunia pendidikan di Tamansiswa, iajuga tetap rajin menulis. Namun tema tulisannya beralih dari nuansa politik kependidikan dan kebudayaan berwawasan kebangsaan. Tulisannya berjumlah ratusanbuah. Melalui tulisan-tulisan itulah dia sukses meletakkan dasar-dasarpendidikan nasional untuk bangsa Indonesia. Sementaraitu, di zaman Pendudukan Jepang, kegiatan di bidang politik dan pendidikantetap dilanjutkan. Waktu Pemerintah Jepang membentuk Pusat Tenaga Rakyat(Putera) dalam tahun 1943, Ki Hajar duduk sebagai salah seorang pimpinan disamping Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta dan K.H. Mas Mansur.

Setelahzaman kemedekaan, Ki hajar Dewantara pernah menjabat sebagai MenteriPendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Nama Ki Hadjar Dewantarabukan aja diabadikan sebagai seorang tokoh dan pahlawan pendidikan (bapakPendidikan Nasional) yang tanggal kelahirannya 2 Mei dijadikan hari PendidikanNasional, akan tetapi juga ditetapkan sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional melaluisurat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959.Penghargaan lain yang diterimanya merupakan gelar Doctor Honoris Causa dariUniversitas Gajah Mada di tahun 1957.

Dua tahunsetelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa itu, ia meninggal dunia ditanggal 28 April 1959 di Yogyakarta dan dimakamkan di sana. setelah ituoleh pihak penerus perguruan Taman Siswa, didirikan Museum Dewantara KirtiGriya, Yogyakarta, untuk melestarikan nilai-nilai semangat perjuangan Ki HadjarDewantara. Dalam museum ini terdapat benda-benda atau karya-karya Ki Hadjarsebagai pendiri Tamansiswa dan kiprahnya dalam kehidupan berbangsa. Koleksimuseum yang berupa karya tulis atau konsep dan risalah-risalah penting sertadata surat-menyurat semasa hidup Ki Hadjar sebagai jurnalis, pendidik,budayawan dan sebagai seorang Artis telah direkam dalam mikrofilm dandilaminasi atas bantuan Badan Arsip Nasional.


Bangsa iniwajib mewarisi buah pemikirannya mengenai tujuan pendidikan yaitu memajukan bangsadengan cara keseluruhan tanpa membeda-bedakan agama, etnis, suku, budaya, adat,kebiasaan, status ekonomi, status sosial, dan sebagainya, serta wajibdidasarkan kepada nilai-nilai kemerdekaan yang asasi. Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari PendidikanNasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani (di belakang memberidorongan), ing madya mangun karsa (di tengah menciptakan peluang untukberprakarsa), ing ngarsa sung tulada (di depan memberi teladan).

0 Response to "Biografi KI HADJAR DEWANTARA Yang wajib kita Baca"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel